This is me....

Minggu, September 06, 2015

The Clairvoyant (Part 3: Kita Sama..dan Aku Membutuhkanmu)

Tokoh imajinasi: Lee Minho, Kim Hee Chan, Kim Young Hee, Lee Sang Geoul, Kwon Mi Young, Shin Dong

Cerita ini hanya imajinasi saja....

”gimana.. kamu masih mau bilang kalau bu Kwon dalam bahaya?,” tanya Shin pada Minho di ruang kuliah. Sebentar lagi mereka akan mengikuti mata kuliah yang diajarkan dosen Kwon.
”kamu masih mikir.. kalau bu Kwon itu sama denganmu??,” lanjut Shin lagi.
Minho mengangguk santai sambil main game. Kali ini, dia tidak bertemu Micron alias Kim Young Hee, cewek yang beberapa hari lalu dia buka identitasnya dan akhirnya dibully oleh team game nya Minho.

Shin katakan, apa kepentingan Minho terhadap dua orang perempuan itu.
”iseng, sih.... cuma mau tahu aja,” balas Minho, santai... masih sibuk dengan smartphone nya. Aslinya, dia berpikir jika memang dosen nya adalah seorang clairvoyant, dia akan mudah berkomunikasi.
”kamu gak perlu mencampuri urusan oranglain, Minho... bahaya,” kata Shin.
Minho masih santai saja main sambil mendengar nasehat sahabatnya itu.
”bagiku.. ini penting tidak penting sih.. cuma.. penasaran banget kenapa dalam pikiranku.. sesuatu bahaya akan mengincar aku dan dosen Kwon,” kata Minho lagi, masih dengan tidak memperhatikan wajah Shin dan main game.
”Yes... menang lagi!,” lanjutnya, senang game nya ditutup menang lawan grup lain.
Shin berdecak. Akhirnya Minho katakan, lihat saja nanti, sebab sebenarnya dia juga berpikir berat, hanya Shin belum mengerti apa yang ada di pikirannya dan Minho pun belum bisa menjabarkan detail kepada sahabatnya itu.

Jam pengajaran tiba, dosen Kwon masuk ke ruangan. Semua memberi salam padanya dengan berdiri, tapi Minho tidak cukup hanya itu saja, dia sigap langsung menutup pikirannya, begitu Kwon di depan pintu ingin masuk ke ruangan.
Kwon berjalan santai dan berdiri di depan para mahasiswanya. Minho berusaha bersikap santai. Keduanya seperti saling curiga.
”sepertinya anak ini sudah menutup pikirannya,” kata hatinya Kwon yang memulai duluan untuk mencoba membaca pikiran Minho.
Sementara, Minho pun berkata dalam hatinya,”mian habnida, bu Kwon... aku sama sekali enggak mau terbaca oleh mu,”
”hari ini kita memulai dasar fisika quantum.. saya sudah berjanji... sebenarnya dengan melakukan test IQ kemarin, saya ingin menguji kira-kira..siapa yang bisa sekaligus membantu saya menjadi asisten.. dan.. pilihan saya jatuh kepada Lee Minho”.
Semua mahasiswa fisika dan lainnya yang sedang mengambil mata kuliah itu sontak bertepuk tangan.
”hebat banget kamu, Minho... bagi-bagi dong otaknya.. biar nilai ku nanti gak jeblok, hehe,” canda Ban yang duduk di sebelahnya.
Minho cuma menjawab dengan nyengir kuda, aslinya dia tahu, kalau dia sendiri malas membantu bu Kwon mengajar. Tidak akan kena bully sih.. hanya saja.. pikirannya terus berputar-putar membayangkan, apakah memang benar dosen yang sedang berdiri di depannya itu akan mendapatkan bahaya.

Minho berusaha untuk tetap tenang, seolah tidak akan ada sesuatu terjadi pada dosennya itu di kemudian hari. Dia sebaiknya fokus pada apa yang akan dijelaskan oleh dosen nya itu.
Minho lalu berdiri menunduk hormat untuk bu Kwon dan teman-temannya satu ruangan itu. Mereka jadi sedikit ramai.
”biarpun aku akan bantu bu Kwon.. tapi aku berharapa kerjasama teman semua disini, hehe”, kata Minho dengan ekspresi cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia berfikir, berharap bu Kwon akan membuka diri padanya, bukan dia yang beberapa kali membuka diri.
Kwon tersenyum dengan tingkah Minho yang memang cowok itu masih muda dan kekana-kanakan. Namun dia punya misi lain: menarik Minho menjadi pendukung Lee Sang Geol, sang calon presiden. Dia memuji Minho kalau cowok itu akan bisa sangat membantunya dalam mengajar.
Waktu mengajar terus berjalan sampai ke jam berikutnya. Minho harus memperhatikan cara Kwon mengajarkan sebelum jika memang diperlukan, dia akan membantu dosennya itu. Sesi pun selesai.

”besok.. ini yang akan kita berikan kepada mereka,” Kwon memberikan berkas pada Minho. Dengan menunduk menghormat, Minho menerimanya dan mengucapkan terima kasih.
”hari ini.. sebenarnya aku ingin sekali bicara padamu ...tentang sesuatu hal.. tapi.. tidak disini,” kata Kwon.
Minho menggerutu dalam hatinya, dia tidak bisa membuka dan mengetahui pikiran Kwon. Sementara, dalam hatinya, Kwon tahu kalau Minho sudah berusaha menyelidikinya.
”kamu tidak perlu tahu siapa aku, Minho.. dan tingkatanmu masih rendah,”
”ah... aku bisa-bisa enggak enak dengan mahasiswa lain, bu Kwon,” Minho berpura-pura ceria dengan sifatnya di luar.
Kwon tersenyum, tahu sifat manipulasi Minho itu. Dia katakan kalau dibicarakan di sekitar kampus rasanya tidak enak, karena memang tidak berhubungan dengan persoalan kampus. Minho hanya bergumam dalam hatinya, apa yang Kwon mau terhadap dirinya, namun, dia menyanggupi saja, sebagai hubungan antara dosen dan mahasiswa.
                                                ...............................
Di jalan, sambil asik mendengarkan lagu-lagu kesayangannya sembari antri menunggu jajanan di toko kecil pinggiran jalan, Minho sibuk bermain game.
”hi, Micron.. kamu sendirian saja.. enggak dengan grup mu??,” katanya, chat dengan Young Hee alias Micron, cewek yang kemarin ia buka identitasnya.
Sepertinya cewek itu memang masih ngambek dengan Minho karena dibully. Dia diam saja. Minho jadi kesal juga dicuekin, padahal mereka sedang saling bermain.
”oi, Micron..,” katanya dengan kesal. Minho malah jadi ngambek dan mendadak membaca pikiran cewek itu.
”Kim Young Hee.. kamu masih marah denganku sudah 3 hari.. kamu mau bilang kalau kamu sebel denganku karena aku berusaha mencari tahu siapa kamu kan??? Dan kamu sebel denganku karena aku ini kamu anggap naksir kamu kan??”
Young Hee kaget dengan apa yang dipikirkannya, ternyata bisa ditebak Minho.
”jangan ke GR an, Micron.. aku biasa aja denganmu, kok,” lanjut Minho lagi.
“Brengsek.. menyebalkan!,” Young Hee langsung marah dan mengakhiri permainannya.
Minho menggerutu,”dasar cewek ke GR an.. memang itu yang kamu pikir kok,”
Lalu dia menyelesaikan lagi game nya bersama gamer online yang lain sampai puas dan gilirannya mendapatkan bola-bola daging sapi dan nasi paket kotak kecil serta coke selesai. Dia lekas membayar makanan dan  minuman tersebut, lalu duduk di pinggiran taman dekat kolam.
“ummm.. enggak muncul lagi si Micron,” katanya dalam hati. Biasanya memang mereka muncul bersama grup, tapi kali ini, tidak.
”kalau kamu beneran anak Kim Young Hee.. sebenarnya sih.. ada sesuatu yang ingin ku katakan padamu,” lanjutnya lagi.
Dia makan sambil main game dengan grup lain, masih di kursi dekat kolam, tidak bergeming sama sekali.  Pikirnya, Young Hee akan tetap marah dengannya.
Namun, Minho iseng-iseng malah membayangkan wajah cewek itu dan mengucap beberapa kata seiring dia ingin sekali bertemu dengan cewek itu, yang dia pikir adalah anak calon presiden.

Dia terus saja makan, sambil sesekali menyeruput coke nya dan juga menertawakan grup lain yang kalah mengeroyoknya main game.
Mendadak... Micron masuk. Game yang sedang dimainkan Minho memberikan peringatan kalau Micron ingin menantang Minho bermain.
”kenapa lagi cewek ini?? Bukannya dia masih kesal ya?,” tanya hati Minho, keheranan.
Minho lalu menghentikan game nya melawan ID lain dan masuk ke Micron.
”ada apa??,” ketiknya langsung pada cewek itu.
”Minho.. jujur saja deh padaku.. kamu.. seorang clairvoyant bukan??,” Micron aka Kim Young Hee langsung menembaknya.
Minho tidak langsung menjawab, walau sebenarnya dia penasaran juga dan ingin bertemu. Dia menutup jalan pikirannya, namun, ternyata hal itu terbaca Micron.
Minho.. hey.. jangan curang ya!,” ketik Micron padanya.
“jangan kamu tutup pikiranmu.. dasar cowok curang!,”
Minho malah menutup game nya, selesai.

Dia menggerutu sendiri, ternyata kemampuannya diketahui Micron. Namun, kemudian dia heran, apakah Micron aka Young Hee itu memang juga seorang clairvoyant?? Dia sempat pikirkan itu, bagaimanapun, seorang clairvoyant tidak harus langsung menyentuh benda yang dekat dengannya, namun jika bertemu bisa saling merasakan, karena pancaran gelombang tubuh juga bisa merambatkan energy masing-masing si clairoyant.
“ah… kalau Micron juga seorang clairvoyant… apa yang mau dia katakan??,”
Minho lalu menghentikan main gamenya, dia konsentrasi menutup matanya, malah mencoba menghubungkan dirinya dengan Micron.
1 detik, 2 detik… sampai detik ke sepuluh, dia berkonsetrasi, membaca warna gelombang yang dimiliki Micron, lalu merasakan berbagai, banyak semburan warna seperti benang, yang kemudian, ada warna yang sama datang padanya, itulah yang dia tangkap sebagai warna gelombang yang dimiliki Micron yang telah dia identifikasi sebelumnya.
Minho pun lalu mengucapkan apa yang sebenarnya Micron mau pada dirinya? Dia mencoba melakukan telepati jarak jauh, menghubungkan dirinya dengan cewek itu. Jika dia seorang clairvoyant, maka akan tersambung dan datang menghampiri dirinya.
Sementara disana, Micron seperti mendapatkan sebuah bayangan, bahwa seseorang telah menghubunginya melalui dunia gelombang. Dia berhati-hati sebab tidak ingin identitasnya terbuka.’
”ah...siapa lagi yang mengirimkan pertanda kepadaku??,”
Dia masih belum bisa menebak, siapa yang mengirimkan sinyal itu, hanya meraba saja.
damn... ah...dia belum setinggi itu!,” keluh hatinya Minho, dia akan kesulitan jika yang dihadapinya adalah seorang clairvoyant tingkatan jauh dibawahnya.
”siapa suruh kamu menantangku, Kim Young Hee?? Bikin penasaran!,” kata hatinya lagi.
Ya, Minho jadi penasaran dengan cewek itu, semenjak 3 hari lalu dia berhasil membuka identitas Kim Young Hee, yang dicurigai sebagai anak dari calon presiden korea mendatang.
Minho mencari tempat yang cukup sepi, karena dilihatnya masih banyak orang berlalu-lalang diseputar situ, untuk menghubungkan lagi dirinya dengan Micron, lebih berkonsentrasi lagi. Lantas, didapat sekitar pojokan taman yang memang terlihat sepi. Dia menoleh kiri-kanan seperti orang yang takut ketahuan ingin melakukan sesuatu yang tidak enak. Setelah beberapa menit melihat-lihat sekeliling, mengobservasi apakah daerah itu lebih sepi dari tempat semula, dia pun mulai duduk, memejamkan matanya lagi, berkonsentrasi sejenak.
”Micron... aku memanggilmu loh... aku Lee Minho... musuh utama mu di game Gods’cronicle..,” katanya dalam hati. Dia memfokuskan membayangkan Micron, lalu menangkap warna gelombang yang dimiliki cewek itu dan membayangkan bicara dengan cewek itu di depannya.
Sementara disana, perasaan Micron juga tidak enak, karena diganggu gelombang dan energy nya oleh Minho.
”Minho brengsek.. ternyata kamu!,” setelah beberapa menit, barulah Micron a.k.a Kim Young Hee mengetahui kalau Minho mengirimkan sinyal telepati jarak jauh padanya.

Young Hee berdiri dari duduknya, lalu memegang kedua dahinya, memejamkan mata dan berkonsentrasi.
”Minho... kamu dimana??,” katanya dengan suara pelan.
”taman dekat sekolah Gyomyo,” jawab Minho ditaman itu, jarak yang sangat jauh dari Micron, lebih dari 10km.
Micron langsung berlari keluar kamarnya, mengambil kunci mobil di laci dan keluar rumah. Sementara dia cuek saja ketika ibunya mendadak menemukannya terburu-buru keluar rumah dan dia hanya menjawab kalau ada hal penting yang harus dibicarakan dengan teman kuliahnya.
Micron aka Young Hee melarikan mobilnya ke taman dekat sekolah Gyomyo... mencari Minho yang sedang duduk juga menanti dirinya.
                                                ......................................
Minho masih duduk ditempat yang sepi, dipojokan taman. Dia tidak asik lagi bermain game, hanya menunggu Young Hee mendatanginya. Pikirannya tetap melayang pada Kwon Mi Young, dosennya. Dia merasakan kalau Kwon mengalami sebuah masalah besar yang akan membawanya dalam jurang kesengsaraan.
”Young Hee masih berada 3 km lagi dari sini.. apa yang sebaiknya aku pikirkan tentang bu Kwon??,” kata hatinya Minho sendiri.
Antar clairvoyant sendiri memiliki beda kekuatan. Minho sampai bisa mengetahui gerak-gerik seseorang sampai sejauh mana secara fisik maupun mental. Sebenarnya, dia berada sedikit satu tingkat dibawah Kwon Mi Young, hanya saja, sikapnya yang masih anak-anak terkadang membuatnya jadi sedikit lebay, sok heboh, agak peragu dan kurang kontrol diri. Hal ini yang menjadi peluang bagi Kwon untuk mendekati Minho.
”datang cepat kesini, Young Hee.. kamu lambat sekali menyetir,” keluh Minho. Matanya seperti menembus jalur jalan besar yang sedang dilalui cewek itu.
Hari memang semakin sore menjelang malam, dan Minho seperti tidak punya banyak waktu pada cewek itu.
”jangan lebih dari 10 menit, Young Hee.. aku bukan cowok yang suka lama menunggu,” keluhnya lagi.
                                                ..................................
Young Hee datang berlari di hadapan Minho di menit ke 11. Dia begitu ngos-ngosan, capek karena jarak parkir dan taman memang cukup jauh beberapa meter.
Minho masih agak berwajah jutek dengan cewek itu, karena merasa dijauhi, walau sebenarnya mereka sama-sama membutuhkan.
Dengan setengah berjongkok, kedua telapak tangan menyentuh kedua lututnya, Young Hee masih ngos-ngosan.
”ada apa memanggilku?? Kamu memang benar seorang clairvoyant ya??,” katanya pada Minho.
Minho berdiri sekitar 2 meter di depannya.
”warna gelombangmu oranye.. tidak merasa ya??,” balasnya pada Young Hee dengan nada sedikit jutek.
”Kim Young Hee, anak Kim Hee Chan, politikus senior yang nanti akan mengajukan diri menjadi calon presiden korea selatan berikutnya, dengan calon wakil presiden Park Ir Han... Lulusan ilmu politik dari University of Seoul... dan terbaik di jurusannya,” lanjut Minho lagi.
”Brengsek... kamu bahkan lebih tahu dari aku, Minho.. kenapa??,” balas Young Hee. Dia berdiri seperti biasa lagi setelah mengatur nafasnya.
”Tahu... lawan politik ayahmu.. siapa???,” tanya Minho dengan suara sedikit judes.
Young Hee bertolak pinggang.
”apa maumu terhadap ayahku?? Ingin memeras??,”
Minho senyum, membalas perkataan cewek itu dengan nada datar dan dingin.
”aku tidak peduli dengan uang... aku banyak uang dari kedua orangtuaku,”
well.. Kim Young Hee... ayahmu akan berhadapan dengan Lee Sang Geol..,”
Dalam pikiran Kim Young Hee, bagaimana Minho bisa tahu.. padahal, cowok itu dalam sepengetahuannya, belum pernah bicara dengan ayahnya, dan baru beberapa hari lalu ayahnya menceritakan padanya tentang bakal lawan politiknya itu.

”darimana kamu tahu??”, wajah Young Hee jadi pucat, dia tidak menyangka kalau Minho lebih tinggi darinya.
”ah.. bodoh sekali pikiranmu.. makanya.. kalau lagi banyak masalah, jangan main game denganku,” Minho lalu menurunkan intonasi suaranya menjadi sedikit mengejek dan dia duduk di kursi taman.
Young Hee penasaran dengan Minho, lalu malah dia duduk disebelah cowok itu.
”kenapa.. apa yang kamu lihat??,”
Dengan santai, Minho menjawab kalau dia tidak melihat apa-apa, dia hanya membaca sedikit pikiran cewek itu ketika 3 hari lalu dia bongkar identitasnya.
”tidak.. kamu pasti tahu banyak hal tentang ayahku,” bantah Young Hee.
”enggak kok.. aku cuma tahu dari pikiranmu pada ayahmu.. 3 hari lalu,” balas Minho santai, sambil mengirimkan pesan untuk pacarnya.
”heh.. cowok aneh... lalu.. kenapa kamu memanggilku kesini???,” Young Hee jadi panas hati, Minho memanggilnya serasa membuang waktunya.
Dengan santainya, Minho hanya menjawab, kalau dia penasaran dengan sosok Micron, yang ternyata adalah anak calon presiden.
”penasaranku sudah terpenuhi sih.. hanya saja, sebaiknya kamu kosongkan pikiranmu, atau penuhin sekalian kalau sedang berhadapan dengan clairvoyant yang lain,” ujar Minho masih dengan ekspresi santai, sambil tetap mengirimkan pesan pada pacarnya.
”salahmu juga, Minho... kamu akan menjadi bagian dalam sandiwara ini,” gerutu Young Hee.
Minho menoleh padanya dengan tatapan mata yang sedikit terbelalak.
”itu karena kamu... ah.. sudah deh,” katanya dengan kesal pada Young Hee.
Dia menyembunyikan pikirannya agar tidak terbaca oleh cewek itu tentang Kwon Mi Young.
Akhirnya, malah Young Hee yang jadi bertanya pada Minho.. apakah Lee Sang Geol itu orang yang berbahaya atau tidak..
Jawaban Minho hanya,”aku kan belum pernah bersalaman dengannya.. mana aku tahu??”, dengan enteng sekali.
”Lee Sang Geol itu seorang pengusaha....,” kata Young Hee, memulai pembicaraan serius.
”dan aku tahu.. ayahmu seorang politikus yang bersih,” timpal Minho mendadak.
”ya... aku bersyukur memiliki Appa (ayah) yang bersih dari korupsi atau suap,” balas Young Hee.
Minho menutup akses internetnya, tidak lagi membalas pesan chat dari pacarnya, dia jadi serius dengan pembicaraan itu. Dia tutup flip smarphonenya.
”kamu seorang clairvoyant... kamu harus menemani ayahmu...,” katanya pada Young Hee.
Young Hee menoleh, senyum pada Minho, mengangguk mantap.
”pasti... dan.. hanya seorang clairvoyant lagi yang mengerti perasaanku terhadap Appa ku,”
”aku hanya membaca pikiranmu sedikit kok....,” balas Minho.
Ternyata, Young Hee bukan cewek yang judes walau bahasanya terkesan kasar, dia lalu malah berusaha ramah dengan Minho dan menepuk pundak cowok itu sampai terdengar keras.
”hey... gomawo!.. aku pikir, kamu cowok brengsek.. tapi malah mengingatkan aku supaya lebih berhati-hati,”
Minho mengaduh, Young Hee malah tertawa melihat itu.

”aku juga enggak ngerti sih.. kenapa kepikiran harus ketemu kamu...,” kata Minho.
”kamu juga cowok iseng... ,” canda Young Hee.
Minho lalu melihatnya dengan nada nyinyir, seperti menyindir.
“kamu pikir..aku ini cowok enggak punya kerjaan ya?? Buat apa aku tadi capek-capek mengeluarkan energi ku untuk bilang kalau kita perlu ngobrol??,”
Young Hee menepuk pundak Minho lagi.
“Hey.. jangan terlalu sensitive.. kamu sudah membacaku kemarin-kemarin... ayo tanggung jawab!”.
Young Hee lalu bercerita, kalau dia seperti mencium aroma ketidakberesan dalam proses pencalonan presiden berikutnya, tidak lagi mencantumkan kejujuran dalam berpolitik. Entah apakah hanya dia yang merasakan... atau yang lain juga?? Lee Sang Geol memang seorang pengusaha yang mencoba peruntungan dengan berpolitik. Tidak sama sekali hal tersebut dilarang. Tetapi, Young Hee mendengar sebuah rumor kalau orang itu bukan orang yang baik, alias bisa saja menjegal ayahnya untuk menjadi seorang presiden.
”kamu enggak bisa bicara apapun tanpa bukti... seorang clairvoyant juga mesti punya bukti yang kuat,” ujar Minho serius.
”dan kalau itu tidak terjadi, pihak Lee itu akan menyerang balik ayahmu,”
Young Hee mengangguk. Lalu Minho bertanya, dari siapa tahu soal kehidupan lawan politik ayahnya itu? Young Hee ternyata secara tidak langsung dan tidak diketahui ayahnya, memiliki semacam kumpulan orang yang dia sewa untuk mengetahui sejauh mana tindakan lawan politik ayahnya.
”semua harus dengan data.. file kecil 22 Kb pun sangat penting... jika itu isinya bukti,” balas Minho.
Young Hee mengangguk lagi.
”hey Minho.. kamu mau kan... jadi temanku??? Aku merasa..kita ini nyambung,”
Minho senyum kaku, aslinya, dia takut dicemburuin pacarnya, karena baru pacaran satu bulan, tentu saja biasanya kalau cewek, masih sedang asik-asiknya manja pada cowoknya.
”kenapa..kamu punya pacar ya??,” tanya Young Hee.
”begitulah, hehe... kamu bisa hubungin aku.. di game saja ya??,” balas Minho sambil masih senyum kaku.
”... karena.. aku belum ada teman seorang clairvoyant sama sekali,” ujar Young Hee.
Minho hanya cengengesan... dia berpisah dengan Young Hee ketika mereka selesai bercerita tentang pikiran cewek itu yang galau soal Lee Sang Geol. Dia bercerita bagaimana sepak terjang lawan politik ayahnya itu dengan intuisinya yang kuat. Tapi Minho hanya memanggut-manggut saja. Walau Minho juga seorang intuitif, tetapi dia masih ada logika yang meliputi otaknya, sehingga dia hanya ingin cewek itu mengumpulkan berbagai informasi, jika memang bisa mematahkan karir pencalonan Lee Sang Geol.
”aku rasa.. seorang Lee Sang Geol jika memang dia pengusaha dan sukses... kalau katamu...dia ada main dengan seorang presiden sebuah negara... semestinya media sudah meliput hal tersebut.. aku hanya bisa bilang begitu,” ujar Minho.
Mereka lalu pulang, Young Hee berjanji tidak akan menghubungi Minho via apapun kecuali chat game.

Minho pulang dengan senang hati bersiul-siul dan bernyanyi mengikuti lirik yang ada dari mp3 smartphonenya.
”aku pulang, Eomma!,” teriaknya ketika membuka pintu.
Ibunya menyambut Minho dengan wajah ceria. Disamping ibunya, juga ada ayahnya, dan ada lagi seorang lelaki paruh baya.
”sudah pulang??,” tanya ayahnya.
Minho mengangguk, menunduk hormat pada mereka semua, terutama pada lelaki yang berdiri disamping ayahnya.
”ini paman jauh mu.. kami baru saja bertemu...,” kata ayahnya Minho.
Lelaki itu menjulurkan tangannya.
”Lee Sang Geol... senang berjumpa,” kata lelaki itu, ramah dengan senyumnya.
”Lee.. Sang Geol?? Lawan politik Kim Hee Chan???,” tanya Minho, dalam hatinya.
Minho menerima jabat tangan lelaki itu dengan heran.. sekarang.. dihadapannya adalah Lee Sang Geol... lelaki yang baru saja dibicarakan olehnya dan Kim Young Hee...


Bersambung ke part 4....