This is me....

Kamis, Oktober 03, 2013

Heal me,doc (part 18: Ikanai de kudasai, Minho kun..jangan pergi)

“Minho kun,” kata chie memulai pembicaraan
”ya? ,” Minho sedang sibuk membuat laporan bulanan yang akan dipresentasikan ke para kepala divisi yang lain, akan ada meeting 3 bulanan antar divisi..
”benar lusa kita akan ke rumah okaasan nya Minho kun?,” dia mendekati Minho dan duduk dipangkuan Minho
Minho mengangguk,”ya.. aku sudah janji pada okaasan,” senyum Minho.. dia menyandarkan kepalanya pada pundak Chie supaya dia bisa melihat laptop dan mengerjakan laporannya..
”apa.. okaasan nya Minho kun suka pada ku?,” tanya chie lagi.. tangannya memeluk Minho
Minho sedikit ragu menjawab,”kita ke sana dulu..nanti baru chie chan bisa lihat,” lalu senyum pada chie dengan mendekatkan wajahnya pada wajah chie
Chie benar benar memeluk Minho,”tapi..aku takut, Minho kun”
Minho senyum sambil terus mengerjakan laporannya,”tidak usah takut ya, chie chan..kan aku juga ikut ke sana
Chie menyandarkan kepalanya di pundak Minho..dia tertidur..

“chie chan hari ini mau melakukan apa?,” Pagi pagi sekali mereka sudah bangun dan Minho sibuk harus pergi pagi pagi segera karena selain dia harus praktek.. dia juga agaksiang harus rapat dengan kepada divisi yang lain untuk perkembangan keperawatan dan praktek per 3 bulan.. jadwal rutin..
”aku bilang pada Kaito san.. kalau aku akan mengisi suara untuk anime,Minho kun”, jawab chie sambil makan yang sudah disediakan Minho pagi pagi sekali..
”pintar..chu,” Minho mencium chie,”aku pergi ya..jaga diri..ingat..kalau di bus tidak terlalu percaya pada lelaki”
Chie mengangguk,”iya”

”Kepala divisi..kapan mau kembali ke apartmen kita?,” Ken melirik lirik gaya banci
”ssshhh.. nanti.. minggu depan..aku belum siap meninggalkan dia..dan lagi..ibu asuhnya belum datang juga,” jawab Minho, seperti biasa.. Kantin adalah tempat favourite..
“Jerry.. gimana?,” Tanya Ken lagi
“loh..dia kenapa? Bukannya dia sudah sibuk banget?,” Minho bertanya balik
”kamu tahu tidak.. Jerry juga kepusingan dengan masalah cintanya pada Makoto,” jawab Ken
”kenapa lagi Mr Sanguine itu??,”
”dia harus pergi ke amerika..dia ingin meneruskan kuliahnya ambil teknologi fisika kedokteran”
”wah..aku belum diberitahu ..bisa bisa aku kehilangan bawahan,” balas Minho menopang dagu
”kamu..tidak jadi ke india?,”
Minho menggeleng,”no.. aku putuskan tetap di jepang.. sampai chie chan pulang kembali.baru mungkin aku pikirkan diriku dan chie chan mau ke Negara mana”
”sepertinya kehidupan cinta yang datar hanya aku saja nih,” Ken tertawa
”loh..semua tergantung persepsimu sendiri.. kalau aku..yah.. dari awal memang aku awalnya tidak siap.. aku galau karena masalah penelitian..awalnya aku juga sih..yang terlalu berani mengambil resiko..tapi lama kelamaan..aku merasa hal berbeda ketika berhubungan dengan chie,” balas Minho
”kamu memahami hubunganmu serius sekali,” balas Ken
”ya memang seumur kita sudah harusnya begitu kan?,” tanya Minho
”ya..dasar koleris.. sanggup banget berkorban demi orang lain..kamu ini..tua sekali, Minho kun,hehehe,” Ken cengengesan..

Hari berganti..Minho dan Chie pun akan pergi ke Hiroshima.. Minho sengaja mengambil libur sampai dengan 4 hari, dia berharap, chie bisa dekat dengan keluarganya..
Semalam sebelum pergi, Chie benar benar galau.. dia benar benar resah sekali.. kerjanya bolak balik kamar lalu ke ruang tamu..balik lagi..Minho mulai terlihat risih dengan tingkahnya yang bisa bolak balik berkali kali tanpa sebab..
”chie chan..sudah..nanti kamu capek dan besok kita tidak bisa pergi,” kata Minho menasehati, menghampiri lalu menggenggam tangan chie supaya dia berhenti bolak balik antar ruangan..
”aku mau apa nanti di depan okaasannya Minho kun?,”katanya
Minho senyum padanya,”ya…biasa saja…tidak usah macam macam...sama dengan chie chan ke ibu asuh..mengerti kan?”, Minho masih berdiri di depan chie
Chie diam dulu..baru dia mengangguk,”mengerti”
”nah..sekarang duduk..supaya besok chie chan tidak capek..sebab perjalanan kita panjang loh,” Minho menarik tangannya dan mereka duduk..,”gak boleh capek”, lanjutnya..
”apa..aku harus ..bagaimana di depan okaasan nya Minho kun??,”dia bertanya lagi pada Minho..yang sebenarnya redaksinya mirip..
Minho masih balas dengan senyum,”seperti yang aku bilang…anggap saja okaasan aku sebagai ibu asuh,”
Chie benar benar berfikir..walau dia bingung..,”sudah sudah..nanti pusing..aku juga yang repot,”Minho merangkulnya..mengelus elus rambutnya yang panjang sekali..
”chie chan...,”
”ya..Minho kun?,”
Minho menatap  lurus ke depan..tangannya masih merangkul chie,”cepat dewasa ya...aku gak sabar”, dia menoleh pada chie lalu senyum lagi
Chie kurang faham dengan apa yang dimaksud Minho..dia bengong saja..
”eh..ya sudah...sana tidur,” senyum Minho lagi
Dia malah loncat topic,”kapan ibu asuh kesini?”
”uhmm...sebentar lagi chie chan mau ke paris..bulan depan..beberapa hari lagi kan..bulan depan..,”senyum dan jawab Minho,”kalau ibu asuh ke sini..aku pulang lagi ke apartmen dokter Ken dan aku”
”Minho kun..masih bersama ku kan?,”
Minho mengangguk,”iya,chie chan..aku akan selalu bersamamu”
”Minho kun baik…aku cinta Minho kun,”
Minho menarik tangan chie menuju kamar tidur..

Paginya..Minho membangunkannya,” ohayou,chie chan... okiyo..ganbarimashou...kita mau ke rumah okaasan,”
Chie membuka matanya dan langsung hampir meloncat dari tempat tidur karena bersemangat..Minho menyuruhnya bangun pelan pelan agar tidak pusing..
”hehe..semangat sekali ya..chie chan..ingin bertemu okaasan,”Minho mencium pipinya,”hadiah pagi dariku..chu”
Chie tertawa,”aku kan..ingin bertemu okaasan”, dia membalas dengan memeluk Minho..
”sudah..sana pergi mandi..aku akan bantu siapkan yang lain..harus makan dulu,”Minho mendorongnya ke kamar mandi..
Sampai ketika makan pun...chie semangat, tetapi masih terlihat wajah bingungnya..
”masih bingung ya..atau senang sekali?,” tanya Minho..dia berusaha mengalihkan perhatian dan emosi chie supaya tidak terlalu berlebihan..
”jangan terlalu tertawa terbahak bahak..biar nanti kepalanya tidak pusing,”senyum Minho di depannya..
Chie mengangguk..,”Minho kun..jangan lupa membawa furisode”
”aku tidak lupa..sudah aku siapkan,” senyum Minho
Tak berapa lama, mereka pergi ke Hiroshima dengan penerbangan lokal..

Sampai disana.. mereka disambut oleh kedua orangtua Minho serta seorang kakaknya yang ternyata juga seorang psikolog..
”Aku.. Nakamura Chie.. dari tokyo..salam perkenalan,” chie terlihat gugup dan suaranya benar benar kaku..dia menunduk hormat pada semuanya.. tetapi ternyata kakaknya Minho sangat ramah sekali..Mereka duduk di ruang keluarga yang masih sangat tradisional..
”hello, Nakamura Chie.. selamat datang.. Nama ku Marisa Lee, ” senyum Kakaknya
”dia begitu kaku kalau bertemu dengan orang orang baru,”senyum Minho..menunduk hormat pada orangtuanya
Ayahnya Minho santai sekali menerima Chie di rumahnya,”selamat datang..jangan terlalu sungkan padaku, Nakamura san.. biasa saja.. aku bukan ayah yang galak,”
Minho mencoba menghibur Chie yang wajahnya sudah agak terlihat panik dan pucat,”ayah ku ini suka bercanda loh, chie chan.. jangan takut,”
Chie mencoba tersernyum.. tapi dia memang masih terlihat takut.. dia malah memegang tangan Minho, bergayut..seperti anak kecil yang minta perlindungan ayahnya..
”selamat datang..kamu tidak perlu terlalu terlihat panik seperti itu,”kata ibunya Minho..
” oh iya.. ini loh.. okaasan, chie chan.. katanya mau bicara banyak dengan okaasan?,” Minho mencoba mengurangi kekakuan Chie menghadapi keluarganya..
”kamu sepertinya membuat dia takut,” kata ayahnya Minho pada ibunya
”apa aku begitu??,” ibunya bertanya balik
”Minho kun..aku takut,” bisik chie pada Minho.. Minho malah tertawa..
”dari bulan yang lalu ingin sekali bertemu okaasan..tetapi..sekarang kenapa takut??,” ledek Minho.. tapi wajah chie masih panik dan cemas..
”ah.. kamu, Minho kun,” kata ayahnya..
”ini, otoosan.. chie chan membuat lukisan untuk diberikan di rumah ini,” kata Minho..,”harap dibuka”
”mari aku bukakan bungkusnya,” tawar kakaknya
Bungkus lukisan di buka,”waah..ini indah sekali.. ini kan.. Minho kun?,” kata kakaknya
Chie mencoba senyum,”iya.. dan itu hokkaido di musim dingin.. Ane san pernah ke hokkaido?” katanya dengan masih agak terbata
”belum pernah.. apa..kamu sudah pernah, Nakamura san?,” tanya marisa
”sudah.. itu sebabnya aku membuat lukisan ini,” jawab Chie
Marisa berdiri dan memandang lukisan itu,”waah..bagus sekali saljunya.. Nakamura san hebat melukisnya,” pujinya pada Chie
Minho mendongakkan kepalanya ke Marisa,”chie chan 2 bulan lalu membuat pameran lukisan bersama teman temannya... lukisannya banyak terjual,”
”jadi..Nakamura san ini.. sukanya melukis ya?,” tanya ayahnya Minho
Chie menunduk,”iya.. otoosan,” dengan suara yang masih kaku
”bisa memasak?,”tanya ibunya Minho
” okaasan,” kata Minho..
”aku belum bisa.. aku takut dengan api, okaasan,” jawab chie masih kaku..kecemasannya makin meningkat.. Minho memegang tangannya biar chie tidak panik..
”tapi...chie chan sudah bisa membuat sirup loh, okaasan.. aku yang ajarkan..iya kan, chie chan?,” Minho berusaha menenangkan dirinya
Chie mengangguk..
”ah..bagaimana kalau lukisan ini kita pasang di ruang tamu saja?,” Marisa mengalihkan pembicaraan
”bagus,” jawab ayahnya Minho, ”terima kasih banyak ya, Nakamura san”
”tidak apa apa, otoosan.. chie senang bisa melukis itu,” kata Chie dengan menggerakkan telapak tangannya
”tampaknya dia tidak takut dengan mu,” kata ibunya Minho
” okaasan..,” balas Minho..
”katanya.. dulu Nakamura san berobat ke Minho kun?,” kata ayahnya Minho
Chie mengangguk,”iya.. otoosan..aku tidak bisa bicara berhari hari,”
”lalu..diapakan jadi bisa berbicara?? Apa.. Minho kun nakal padamu?hahahaha,” ayahnya Minho malah mengajak bercanda
” otto.. bercandamu,” balas Ibunya Minho
”ah..tidak apa..dia kan sudah besar.. gak usah sungkan.. anak ku pasti sudah satu apartmen sama dia..iya kan, Minho kun?hahaha,” lanjut ayahnya
otoosan.. mohon jangan buka pembicaraan yang vulgar” kata Minho
”apa.. kalian sudah berciuman ya?hahahaha,” kata ayahnya Minho lagi
” otoosan..,” balas Minho..
”apakah harus dijawab, Minho kun?,” chie malah meminta ijin pada Minho
”aduh.. tidak usah, chie chan,” Minho agak sedikit kesal dengan ayahnya yang suka bercanda..
Ayahnya malah tertawa tawa,”kamu ..Minho kun..suka berpura pura,”
” otoosan ini,” balas ibunya
”ayo, Nakamura san.. di jawab saja.. tidak apa.. aku dan Minho kun profesinya sama.. dokter kejiwaan,” balas ayahnya Minho..,”jadi..aku tidak mau kaku seperti ibunya”, ayahnya menunjuk pada ibunya Minho
”tapi..hal seperti ini tidak boleh dibuka buka, otoosan,” timpal Minho.. dia malu sendiri..
” otoosan memang suka bercanda, Nakamura san..,” kata marisa
”tapi..aku memang sembuh dengan Minho kun..aku dici..,” belum selesai Chie bicara, mulutnya ditutup Minho
Ayahnya tertawa keras,”hahahaha..aku sudah menduga”
”sudah, otoosan.. nanti dia malah terus cerita,” timpal Minho
”loh..kenapa? kamu tidak berani menceritakan hubunganmu sampai mana??curang sekali,” balas ayahnya
”apa bedanya dulu aku dan ibu mu?? Ibu mu kan juga pasien ku.. ,” lanjut ayahnya
”tapi..aku suka dengan Minho kun,” Chie menarik tangan Minho dan dia berbicara..
”ya..bagus.. dan sepertinya kamu tidak seperti yang saya bayangkan.. kamu pintar, Nakamura san..,” senyum ayahnya Minho,”dan.. kamu terlalu khawatir pada anak mu sendiri, ” mata ayahnya tertuju pada isterinya, ibunya Minho
”ah..aku setuju saja kalau begini..tidak usah diperpanjang,” lanjut ayahnya lagi
Minho menunduk hormat..
”lalu..apakah kamu masih sekolah, Nakamura san?,” tanya ayahnya
Chie mengangguk,”aku masih bersekolah khusus.. tetapi ditunda.. sebab aku harus pergi ke paris,”
”wah.. pintar sekali pacarmu, Minho kun,” kata marisa
”begitulah.. tetapi..aku masih khawatir meninggalkannya, Ane,” jawab Minho
”uhmmm..tampaknya, kamu gak perlu sekolah lagi.. kamu sudah saya anggap pintar, Nakamura san,” balas ayahnya Minho
”tetapi..apakah kamu sanggup jika pergi jauh dari Minho kun?,” lanjut ayahnya lagi
Chie diam.. lalu,”aku akan tinggal di paris dengan ibu asuh”
”ibu yang sedari kecil membimbingnya, otoosan,” timpal Minho
”sampai berapa lama kamu akan diparis, nakamura san?,”tanya ibunya Minho
”aku.. sampai dua tahun, okaasan,” jawab chie
”lama sekali..,” balas ibunya lagi,”kalau kamu setia.. tentunya kamu gak akan selingkuh dari anak ku,Minho,”
Minho garuk garuk kepalanya.. dia bingung dengan pernyataan ibunya..
”tidak harus seperti itu..,” kata ayahnya.. ,”justru yang kita khawatirkan adalah anak mu sendiri, mayuko..dia bisa lebih gampang selingkuh,”
Minho garuk garuk kepalanya lagi,”kenapa..jadi membicarakan aku bisa selingkuh? Aku kan berusaha tidak seperti itu.. dari yang lalu lalu pun..aku yang diselingkuhi”
”lalu, Nakamura san.. siapa nama ayahmu?,” tanya ibunya Minho
”ayahku bernama Nakamura Kenji..dia pemilik dari beberapa production house, manga (komik-red) dan juga penerbitan,” jawab chie
”ya..boleh juga,”balas ibunya Minho..
Minho merasa gak enak dengan pernyataan ibunya.. tapi untungnya, chie tidak terlalu peduli dengan pertanyaan itu.. terkesan biasa saja..
”kenapa Nakamura san suka dengan adik saya?,” marisa bertanya sambil senyum
Chie bingung dengan perasaannya sendiri.. lantas dia hanya menjawab,”minho kun baik”
”ah..baiklah.. dia memang baik ..dari kecil juga tidak menyusahkan kami, kakak kakaknya,” jawab Marisa
”apa..mau berjalan sore bersama ku, Nakamura san?? Kita ke memorial park,” lanjut Marisa lagi
”bolehkah.. Minho kun?,” chie malah minta ijin pada Minho
”masih seperti anak anak saja,” gumam ibunya
”boleh.. pergilah dengan Ane marisa,” senyum Minho..,”tapi..ane mesti jaga dia.. kalau banyak orang..dia bisa panik dan marah”
”wah..sampai seperti itu?,” ibunya Minho kaget
”gak..biasa saja, okaasan.. akan bisa ditangani,” balas Minho
”tidak usah terlalu melebih lebihkan keadaan.. kalian pergilah jalan jalan,” kata ayahnya
”terima kasih.. otoosan.. okaasan,” senyum chie

”memorial park saat sore begini hanya bisa dilihat diluar saja..tak apa kan?? Besok kita kemari lagi,” kata Marisa
Chie senyum pada nya..
Mereka puas berkeliling melihat lihat segala hal yang berhubungan dengan perdamaian, lalu mereka bertiga duduk di antara kursi kursi taman..saling bersampingan..
”jadi...bagaimana adikku, Minho kun..Nakamura san?dia benar benar gak menyakiti mu kan?,” Marisa melirik Minho
”ssshhh...apa aku akan dibully lagi?,”tanya Minho, Marisa tertawa..,”ah,kamu..terlalu curiga dengan orang lain, bahkan kakak mu sendiri”
”tidak..Minho kun baik..aku suka,” balas chie..matanya tidak melihat Marisa..
”apa..Nakamura san bisa jadi adikku yang baik?,” tanya marisa lagi
Chie bingung..
”maksud Ane Marisa... chie chan jadi adik nya..setelah nanti chie chan menikah dengan aku,” senyum Minho, merangkul chie
”menikah itu apa, Minho kun?,” tanya chie
Marisa tertawa terbahak bahak sampai giginya terlihat semua,”kiddo no you ni jya nai ka?”(seperti anak anak bukan-red)
kiddo jya ne, Ane.. urusai (bukan anak anak,kak..shut up-red),” kata Minho memakai bahasa yang agak kasar
”pulang dari paris..aku kan kemarin bicara akan memberikan chie chan sebuah benda yang manis...,” kata Minho
”dango itu kan? (permen anak anak jepang yang manis-red),” chie senang
”mana bisa dango buat ikatan nikah,” Minho garuk garuk kepalanya..,”belum selesai, chie chan..jangan memotong kata kataku”
Marisa Cuma cengar cengir..dia faham apa yang terjadi dengan chie maka dia tidak menghakimi chie..
”kalau lelaki dan perempuan mau menikah..harus sama sama memakai cincin,bukan dango..begitu..lalu tak berapa lama..mereka membuat upacara ikatan...lalu tinggal bersama..lalu mengerjakan tugas masing masing..misalnya aku tetap menjadi dokter, lalu aku memberikan uang pada chie chan.. membantu tugas dirumah kalau aku tidak sibuk..begitu..,” papar Minho
”Minho kun kan..sudah banyak membantuku?,”tanya chie lagi
”ya memang..aku sudah banyak membantumu..tetapi belum ada yang mengikat,” balas Minho,”mengerti?”
Chie mengangguk,”mengerti sedikit”
”nanti..baru bisa jadi adikku,” senyum Marisa
”Ane marisa ini...baik ya.. Minho kun?,” senyum chie
”dia bukan Cuma baik...tapi suka ngerjain orang..hati hati,” Minho nyindir
”jangan suka menyindir aku..nanti kamu kena lagi,Minho kun..kita kan tidak pernah manis selama kamu lahir,hahaha,” balas Marisa..
”nah..kalau sudah begitu..boleh ada anak kecil,” balas Minho pada chie..sambil merangkul pundaknya chie
” oh..jadi begitu? Harus ada cincin dulu?,” tanya chie, menoleh pada Minho..
”ya..tapi itu setelah pulang dari paris..,” senyum Minho..
”ya, baiklah Minho kun..aku akan ke paris..kalau aku tidak ke paris..aku tidak akan dapat cincin itu dari Minho kun..iya kan?,” chie mencoba mengambil kesimpulan sendiri..Marisa senyum..
”ya..begitulah..,” senyum Minho..
”pusing tidak??berputar putar yuk?,” Minho berdiri..membuka sepatunya..mengajak chie berputar putar ditaman,”seperti yang lalu”
Chie berdiri..lalu dia ikut Minho berputar putar
“ah,hahahahaha…Minho kun..jangan terlalu kencang dong,” katanya ketika mereka berputar putar..
 Marisa Cuma melihat..,“Minho senang sekali wajahnya.. beda ketika dengan Mizuki”
“Ane Marisa mau ikut?,” tawar chie masih berteriak teriak..
“tidak..kalian saja!,” teriak Marisa
“Ane Marisa takut..tidak seperti chie chan, hahahhaha,” Minho teriak..masih sambil terus memegang tangan chie dan berputar
Chie tertawa senang…tertawanya lebar lebar.. mereka terus berputar putar sambil tertawa tawa..
“hahh…Minho kun..sudah..aku capek,” akhirnya..chie minta berhenti sendiri… Minho langsung memeluknya,”iya..jangan terlalu capek..chie sayang..nanti kepala mu pusing…pulang yuk??,”
Chie malah memeluk Minho lama..mereka berdiri ditengah lapangan..
“ekhem…aku dimana ya?,” teriak Marisa berekspresi seperti orang kesasar..
Minho menoleh padanya,”hehehe...gomen..ayo chie chan..sudah..kita pulang..”

Ketika makan malam..ibunya Minho benar benar meminta tolong chie membantunya..lagi lagi dia gugup..
” okaasan..dia autistik..aku belum banyak mengajarkan tugas rumah padanya,” kata Minho menghampiri ibunya..membela chie yang berwajah gelisah..
”hanya sekedar membereskan dan menyusun piring di meja makan..tidak bisa juga??,” balas ibunya
”ya..baiklah,” Minho menunduk lalu pergi ke chie..dia bicara pelan pelan pada chie..
” okaasan ingin chie chan membantu beliau.. menyusun piring di atas meja makan,” bisik Minho
”apa...aku bisa??,” tanya chie balik pada Minho
Minho senyum,”pasti bisa...chie chan pintar.. aku kan sudah ajarkan..kalau masih gugup.. lihat dan tiru cara okaasan”
”baiklah,” chie lalu menuju dapur dan menunduk hormat pada ibunya Minho
”bantu aku ya, Nakamura san,” kata ibunya..
”baik, okaasan,” jawab chie menunduk hormat
Chie benar benar gugup.. Minho senyum untuk tetap menenangkan hatinya..
Dia benar benar memperhatikan cara ibunya Minho menyusun segala keperluan makan..
Sampai pada akhirnya, ibunya Minho, mayako, berbicara,”bagus juga.. ”
”terima kasih, okaasan,” balas Minho
”ah..sudah sudah.. ayo kita makan.. repot terus ngurusin gimana manner,” kata ayahnya Minho
Mereka semua makan,”itadakimasu
Ibunya minho memperhatikan cara makan chie.. dia yang diperhatikan sama sekali tidak mengetahui.. ibunya Minho benar benar menilai cara makan anak itu..
Minho sudah pasrah kalau ibunya sudah menilai seseorang yang dia suka..dia tidak banyak bicara sepanjang makan malam itu..
”hey..Minho kun.. bagaimana bisa kamu secepat itu jadi kepala divisi?? Ayahmu saja dulu lama sekali..,” kata ayahnya membuka pembicaraan
”aku juga tidak tahu, otoosan.. mungkin para dokter pembimbing melihatnya berbeda..padahal Jerry kun juga bagus,” jawab Minho
”ah..mungkin emang itu sudah nasibmu,” balas ayahnya
”jadi..kamu tidak akan bisa ke india membantu ibu?,” tanya ibunya
”sumimasen okaasan.. dekimasen,” balas Minho
”padahal ibu sudah mau membuat rumah sakit amal disana, tapi kamu tampaknya lebih suka jadi dokter biasa di RS biasa ya?,” sindir ibunya
”sumimasen, okaasan.. kalau pertimbangan ku tidak berbenturan dengan status ku sebagai dokter negara.. aku mungkin bisa..tetapi.. tidak bisa seperti ini, okaasan..,” balas Minho
”RS Eisei itu bagus, okaasan..jadi.. Minho kun tidak salah,” kata chie, membela Minho
”sudah bisa membela ku?,”dalam hati Minho, lalu menoleh pada chie, chie membalas dengan senyum, lalu dia berkata,”iya kan.. Minho kun?”
Minho mengangguk,”iya...termasuk yang bagus,” lalu senyum pada chie
”sebenarnya ibu mu ingin kamu ke luar negeri supaya kamu bisa berkembang,” balas ayahnya
”tapi otoosan..aku mengakui, ini salahku karena tidak bilang pada otoosan dan okaasan kalau aku sudah jadi dokter negara.. kecuali kalau aku jadi dokter swasta,” balas Minho
”sudah..lupakan kalau begitu,” balas ibunya datar
”sumimasen, okaasan,” Minho menunduk hormat pada ibunya
Mereka malah membicarakan masa depan Minho sehabis jadi kepala divisi kejiwaan.. ibunya ingin dia melanjutkan studi bidang yang lain..sementara ayahnya menyerahkan sendiri keputusan kepada anaknya..

”Minho kun..,” kata chie..mereka duduk di halaman depan
Minho merangkul dia,”ya?”
”kalau aku ke paris.. apa..Minho kun akan bersama perempuan lain?,” tanya chie
Minho kaget,”kenapa bisa bicara seperti itu?”
”sepertinya.. okaasan tidak suka chie,” balas dia
”darimana chie chan tahu.. okaasan tidak suka chie chan?,” tanya Minho lagi
”aku berusaha membaca nya,” jawab chie..dia menyandarkan kepalanya di pundak Minho
”enggak begitu ah.. kan okaasan tidak bilang seperti itu?,” jawab Minho
”tapi..aku takut, Minho kun.. ,” lanjut chie
Mereka lalu diam sejenak..Minho terus merangkulnya..
”aku takut..Minho kun tidak lagi bersama ku..Minho kun baik.. aku takut..semua yang baik tidak lagi disampingku,” lanjut chie lagi..
”dia sudah bisa tahu perasaannya sendiri..emosinya sendiri..makin cerdas,” kata Minho dalam hatinya..
Lalu dia senyum pada chie,”aku tidak meninggalkan chie chan..jadi, bertahanlah untuk dua tahun ke depan..aku akan berusaha agar okaasan menerima chie chan..mengerti??”, lalu dia mencium chie.. minho memeluk chie..
”ikanai de kudasai, Minho kun.. jangan pergi,” kata chie ketakutan..
”aku tidak akan pergi, chie sayang,” Minho melepas pelukannya dan senyum pada chie.. mengusap air mata yang ada di pipi chie pelan pelan..
Lalu chie menyuarakan puisinya untuk Minho:

” kimi wa boku o tasuketeru dake..
kimi ni.. manzoku shite no..
hontou ni kimi no isshou ni ikiteru dake..
tsubasa hiroge.. ai no habatake..
kumo o toshite.. me o tojite..
taiyou ni.. yukan o mitsumete..
shiawase no nagai hashi o mukatte..
boku wa hontou ni kimi ni niteiru..
bokutachi no kao, egao, okoru, warau..
subete ga onajidearu..
ato de.. nani ka bokutachi wa sagashite no?
kono ai wa kimi ni kesshite owaranai..
Tatoe wa natsu ni, haru ni, aki ni, fuyu ni
shiawase no uta wa kimi ni tsuneni sasageru..
nani mo iwazu ni dakishimete..
Ai no tame ni.. kimi ni tame ni..
eien ni issho ni natte..
kimi no tame ni..
bokutachi no ai wa tatakai de shinu tsumori de..
shinu made ni..
kimi o aishiteru kara.. aishite shimatta.. Minh
o kun..”

Minho membalas puisi chie dengan bersuara lembut.. ”watashi wa chie chan o aishite shimatta”, lalu memeluk chie lagi
”ikanai de kudasai, Minho kun.. jangan tinggalkan chie..chie wa Minho kun no jibun ga tsuyoku desu (aku benar benar butuh Minho-red),” kata chie dalam pelukan Minho..

Tanpa mereka tahu.. ibunya Minho melihat mereka dari belakang.. mendengar pembicaraan itu..lalu kembali masuk ke rumahnya..